BAB 3 METODE RISET


Nama  : Nidia Puspa Vitaloka
Kelas   : 3EA13
NPM   : 14210971


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1.      Metodelogi Penelitian
3.1.1.   Objek penelitian           
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang penyewaan internet.
3.1.2.   Data penelitian
Data dalam mengumpulkan data, penulis melakukan observasi dan wawancara dengan pihak terkait, seperti teknisi dan pemilik usaha warnet.

3.1.3.     Variabel penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini agar lebih akurat, maka penulis menggunakan data investasi, data pendapatan, data keuntungan dan tingkat suku bunga.

3.1.4.      Metode Pengumpulan Data
Untuk menyusun penulisan ilmiah ini penulis menggunakan dua macam teknik pengumpulan data, yaitu :
a.      Studi Lapangan (Field Research)
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti secara berkesinambungan dan wawancara langsung dengan pemilik dan Karyawan warnet.
b.     Studi Pustaka (Library Research)
Penulis membaca dan mempelajari buku-buku dan sumber-sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah studi kelayakan.

3.1.5.     Tahapan Penelitian
Penulis mengadakan observasi dan wawancara untuk mendapatkan data untuk kemudian dianalisis menggunakan analisis kuantitatif dengan menggunakan rumus atau perhitungan metode penilaian investasi.

3.1.6.     Model penelitian

Model penelitian dalam penelitian ini adalah matematis dengan menggunakan metode Payback Period, NPV dan PI. Jika Payback Period lebih kecil dari waktu maksimum yang diisyaratkan maka proyek diterima. Jika NPV bernilai positif maka investasi dianggap layak. Jika PI bernilai lebih dari 1, maka investasi layak diterima. 

BAB 2 METODE RISET


Nama  : Nidia Puspa Vitaloka
Kelas   : 3EA13
NPM   : 14210971

BAB II PENDEKATAN TEORITIS
2.1.      Tinjauan Pustaka

2.1.1.   
Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kasmir dan Jakfar, (2003 : 10) mengatakan, “Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha bisnis yang akan dijalankan, dalam menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan”.
Sedangkan menurut SuratmSan, (2001 : 5) mengatakan, “Studi kelayakan proyek merupakan suatu studi untuk menilai proyek yang akan dikerjakan dimasa mendatang”. Penilaian disini tidak lain adalah memberikan rekomendasi apakah sebaiknya proyek yang bersangkutan layak dikerjakan ataukah sebaiknya ditunda dulu, mengingat kondisi mendatang penuh ketidakpastian.
Studi Kelayakan proyek atau bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek, biasanya proyek investasi dilaksanakan dengan berhasil (Husnan dan Suwarsono 2000). Kriteria keberhasilan suatu proyek dapat dilihat dari manfaat investasi yang terdiri dari:
·        Manfaat ekonomis proyek terhadap proyek itu sendiri (sering juga disebut sebagai manfaat finansial).
·        Manfaat proyek bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan (disebut jiga manfaat ekonomi nasional).
·        Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat di sekitar proyek.

        2.1.2.    Aspek-Aspek Studi Kelayakan

Melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Sementara itu, sesuai dengan definisinya bisnis memiliki kegiatan-kegiatan yang tidak hanya membangun proyek, tetapi yang utama justru operasionalisasinya sehingga menjadi beberapa aspek perhatian. Meskipun belum ada kesepakatan tentang aspek apa saja yang perlu diteliti, tetapi pada umumnya penelitian akan dilakukan terhadap aspek-aspek pasar, teknis, keuangan, hukum, manajemen dan aspek ekonomi dan sosial. penelitian ilmiah yang dilakukan dibatasi pada aspek keuangan dan aspek pasar dari studi kelayakan usaha Warnet. Berikut ini adalah aspek-aspek dalam suatu studi kelayakan bisnis, yaitu :

1. Aspek hukum adalah untuk meneliti kelengkapan, kesemperunaan dan keaslian izin-izin dan dokumen-dokumen.
2. Aspek pasar dan pemasaran adalah meneliti besar pasar dan kemampuan perusahaan menguasainya, serta menilai strateginya.
3. Aspek keuangan adalah menilai perolehan pendapatan dan biaya yang dikeluaran.
4. Aspek teknis/operasional à menentukan lokasi, layout gedung dan uangan serta teknologi yang digunakan.
5. Aspek manajemen adalah meneliti kesiapan SDM yang menjalani usaha.
6. Aspek ekonomi dan social adalah menilai manfaat usaha terhadap ekonomi dan social masyarakat.

     2.1.3.    Analisa Finansial

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan. Analisis finansial memiliki arti penting dalam memperhitungkan intensif bagi orang-orang yang turut serta dalam mensukseskan pelaksanaan proyek yang menguntungkan dilihat dari sudut perekonomian.

2.1.4.   Pengertian Investasi
Investasi dalam arti luas menurut William F. Sharfe adalah mengorbankan dollar sekarang untuk dollar dimasa yang akan datang.
Menurut Gitman Investasi adalah komitmen untuk mengeluarkan dana sejumlah tertentu pada saat sekarang untuk memungkinkan perusahaan menerima manfaat di waktu yang akan datang, dua tahun atau lebih.(2000 : 332).
Investasi adalah pengaitan sumber – sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang.  Muljadi  (2001:284).
Banyak  manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan investasi diantaranya adalah penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa ataupun penambahan devisa, dalam menggunakan pengertian proyek investasi sebagai suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya yang bisa dinilai secara cukup independen.
Ada berbagai cara dalam menggolongkan usulan investasi, salah satunya penggolongan usulan yang didasarkan menurut katagori, sebagai berikut
1.      Investasi penggantian, adalah penggantian aktiva yang sudah aus dengan yang baru.
2.      Investasi dengan penambahan kapasitas, sering juga bersifat penggantian.
3.      Investasi penambahan jenis produk baru, yaitu investasi untuk menghasilkan produk baru disamping tetap memproduksi yang lama.
4.      Investasi lain-lain, yaitu investasi yang tidak termasuk dalam tiga golongan diatas.

2.1.5.   Jenis- jenis Investasi

Dalam investadi terdapat empat penggolongan  investasi, yaitu:
1.     Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment). Investasi ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena syarat-syarat kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakanya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi. Contohnya karena air limbah yang telahdigunakan dalam proses produksi jika dialirkan keluar pabrik akan mengakibatkan timbulnya pencemaran lingkungan, maka pemerintah mewajibkan perusahaan untuk memasang instalasi pembersih air limbah, sebelum dibuang keluar pabrik.
2.     Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measureable profit investment). Investasi ini dimaksudkan untuk menaikan laba, namun laba yang diharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulit untuk dihitung secara teliti. Contohnya adalah pengeluaran biaya promosi produk untuk jangka panjang, biaya penelitian, dan pengembangan, dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan. Sulit untuk mengukur tambahan laba yag dapat diperoleh dengan adanya pengeluaran biaya promosi produk , begitu juga sulit untuk mengukur penghematan biaya (karena adanya efisiensi) akibat adanya program pelatihan.
3.      Investasi dalam penggantian ekuipment (replacement investment). Investasi jenis ini meliputi pengeluaran untuk mesin dan ekuipmen yang ada. Dalam pemakaian mesin dan ekuipmen, pada suatu saat yang terjadi biaya operasi mesin dan ekuipmen menjadi lebih besar dibandingkan dengan biaya operasi jika mesin tersebut diganti dengan yang baru, atau produktivitasnya tidak mampu memenuhi kebutuhan.
4.     Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment). Investasi ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Tambahan kapasitas akan memerlukan aktiva diferensial berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan pandapatan diferensial, yang berupa tambahan.



2.1.6.   Prinsip – prinsip Investasi

Investasi memiliki prinsip – prinsip yang wajib diperhatikan dalam berinvestasi, agar yang ditananamkan tidak memiliki resiko yang dapat merugikan para investor, yaitu :
1.     High risk high return dan low risk low return adalah prinsip yang mengatakan bahwa semakin beresiko investasi seseorang semakin tinggi pendapatan yang akan diterima dimasa yang akan datang dan sebaliknya.
2.     Diversification (diverse low risk) adalah prinsip yang akan mengatakan bahwa penganekaragaman dalam investasi akan membuat resiko investasi berkurang.
3.     Long term stability (long term low risk) adalah prinsipyang mengatakan bahwa investasi yang berjangka waktu panjang beresiko rendah.
4.     Liquidity (liquid high risk) adalah prinsip yang mengatakan bahwa semakin liquidinvestasi tersebut, semakin besar resiko yang melekat.

2.1.7.   Pengertian Aliran Kas (Cash flow)
Ada berbagai cara penilaian usulan investasi didasarkan pada aliran kas atau arus kas bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003 : 146) mengatakan, “Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut.
Uang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari pihak tertentu, dapat juga diperoleh dari penghasilan atau pendapatan. Uag keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode, yang merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan usaha.
Pentingnya kas akhir bagi investor jika dibandingkan dengan laba yang diterima perusahaan dikarenakan, kas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai sehari-hari. Kas yang digunakan untuk membayar kebutuhan berbagai kewajiban yang jatuh tempo. Dan kas juga dipergunakan untuk melakukan investasi kembali.
Menurut Suratman (2001 : 120) secara umum aliran kas dapat dikelompokan menjadi :
a.    Aliran kas awal (intial cash flow) adalah aliran kas keluar dalam rangka untuk keperluan aktiva tetap dan penentuan besarnya modal kerja pada awal periode investasi.
b.    Aliran kas operasional (operational cash flow) berasal dari operasi perusahaan yang meliputi kas masuk dan aliran kas keluar. Aliran kas masuk berasal dari penjualan sedangkan aliran kas keluar adalah kas yang dikeluarkan untuk membayar operasional.
c.    Aliran kas sisa (terminal cash flow) menunjukan aliran kas pada terakhir umur ekonomis.


2.1.8.   Pengertian Capital Budgeting

Capital budgeting ialah proses perencanaan dan pengambilan keputusan pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebih waktu satu tahun. Capital Budgeting memiliki arti yang sangat penting bagi pengusaha, dikarenakan :
1.     Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang dan ini akan berpengaruh pada penyediaan dana untuk keperluan lain.
2.     Investasi dalam aktiva tetap menyangkut hasil yang akan diperleh untuk masa yang akan datang. Kesalahan dalam mengadakan “forecasting” akan mengakibatkan adanya “Over“ atau “under investaiment“ dalam aktiva tetap.
3.      Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar, jumlah dana yang besar ini memungkinkan tidak dapat diperoleh dalam jangka waktu yang pendek atau sekaligus, berhubungan dengan itu maka sebelumnya harus dibuat rencana yang teliti.
4.     Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat. Serta tidak dapat diperbaiki tanpa  adanya kemunduran.

2.2.      Alat Analisis
2.2.1.   Metode Payback Period (PP)
Metode payback period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. (Kasmir dan Jakfar, 2003 : 154) Sedangkan menurut (Suratman, 2001 : 129) “Payback Period merupakan teknik untuk menentukan layak atau tidak usulan proyek investasi cekup dengan membandingkan antara waktu pengambilan jumlah dana untuk investasi dengan umur ekonomis proyek. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun.
Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal sendiri. Apabila kas setiap tahun sama, maka :
Investasi
Payback Period = x 12 bulan
Kas bersih per tahun
Jadi criteria penilaian pada metode payback period ini adalah :
- Jika payback periodnya lebih kecil ( < ) dari waktu maksimum yang diisyaratkan maka proyek diterima.
- Jika payback periodnya lebih besar ( > ) atau lebih lama dari waktu maksimum yang diisyaratkan proyek ditolak.
2.2.2.   Metode Net Present Value (NPV)
Dalam teknik ini untuk mengetahui apakah suatu usaha proyek investasi layak dilaksanakan atau tidak dengan cara membandingkan antara PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV tersebutlah yang kita kenal dengan Net Present value (NPV). Kasmir dan Jakfar, 2003 : 157)
Untuk menghitung NPV, terlebih dulu kita harus berapa PV kas bersih. PV perusahaan selama umur investasi tertentu.
Kas Bersih1 Kas bersih2 Kas bersih
NPV = + + ………..+ - Investasi
(1+r) (1+r)2 (1+r)n
Kriteria penilaian NPV adalah :
- Jika NPV positif, maka investasi diterima.
- Jika NPV negative, maka investasi ditolak.
2.2.3.   Metode Profitability Index (PI)
Profitability Index (PI) atau benefit and cost ratio (B/C Ratio) merupakan rasio aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur ekonomis. (Kasmir dan Jakfar, 2003 : 163).
Rumus yang digunakan untuk mencari PI adalah :
∑ PV Kas Bersih
PI = x 100%
∑ PV Investasi
Kriteria untuk Profitability Index adalah :
- Jika PI lebih besar ( > ) dari 1, maka investasi diterima.
- Jika PI lebih kecil ( < ) dari 1, maka investasi ditolak.

2.3.      Penelitian Terdahulu

Suryanto, 2012, melakukan penelitian dengan judul STUDI KELAYAKAN USAHA UNTUK PENGEMBANGAN WARUNG INTERNET CV. LIMPAR. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah investasi yang akan dilakukan dapat layak untuk direalisasikan atau tidak layak berdasarkan penilaian metode Payback Period, NPV, IRR dan MIRR. Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa investasi yang dilakukan oleh WARUNG INTERNET CV. LIMPAR layak untuk direalisasikan.

Nike Miharja, 2010, melakukan penelitian dengan judul Analisis Kelayakan Investasi Pada Warung Internet Flashnet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti kelayakan investasi pada warung internet flashnet. Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa investasi yang dilakukan layak.

Rio Ferdianto, 2010, melakukan penelitian dengan judul STUDY KELAYAKAN USAHA UNTUK PENGEMBANGAN WARUNG INTERNET BORNEO. Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa investasi yang dilakukan layak diterima.

2.4.     Kerangka Pemikiran 
        
Salah satu bisnis yang sedang berkembang dewasa ini adalah bisnis pengembangan usaha warung Internet (Warnet). Warung Internet adalah sebuah tempat yang menyediakan akses infrastruktur internet dengan berbagai koneksi dan komputer sebagai perangkat akses sehingga pengguna bisa mengakses internet dengan biaya yang lebih murah (Ahmadjayadi,2007). 

Dalam menjalankan suatu usaha sebaiknya direncanakan dengan matang dari berbagai aspek yang mempengaruhi yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis produksi dan teknologis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek hukum dan legalitas, serta aspek keuangan dan ekonomi.. Seorang investor yang baik tentunya tidak akan tergesa-gesa dalam melaksanakan gagasannya, sebelum yakin tentang untung ruginya usaha yang direncanakan. Tindakan yang dilakukannya adalah dengan mengadakan analisis kelayakan usaha atau proyek dengan menggunakan Studi Kelayakan Bisnis (SKB) untuk meneliti apakah usaha yang direncanakan secara teknis, ekonomis dan komersial cukup menguntungkan? dan layak atau tidak untuk dilaksanakan dengan menggunakan metode NPV, PI dan Payback Periode (PP). Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, maka pentingnya melakukan analisis kelayakan usaha untuk melihat apakah investasi pengembangan usaha warnet ini layak atau tidak untuk dilaksanakan. Dalam melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek, aspek-aspek yang diteliti dalam usaha warnet ini adalah aspek pemasaran, aspek teknis dan aspek keuangan. Secara singkat dapat diilustrasikan dalam kerangka pemikiran gambar 1 berikut:



Gambar 1. Kerangka Pemikiran

            2.5.      Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran di atas dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
“Apakah rencana pengembangan usaha pada warnet layak atau tidak, jika dilihat dari metode NPV, Payback Periode dan PI .”

BAB 1 METODE RISET


Nama  : Nidia Puspa Vitaloka
Kelas   : 3EA13
NPM   : 14210971



BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Pada hakekatnya suatu usaha adalah sama yaitu untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya dari usaha yang dikelola agar dapat dikembangkan dan dipertahankannya usaha tersebut. 

Beragam cara dapat digunakan untuk memulai suatu usaha salah satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi merupakan penanaman modal atau dana dalam investasi, piutang dan lain sebagainya dengan harapan bahwa investasi ini akan dapat memperoleh kembali dana yang telah diinvestasikan dalam  aktiva-aktiva  tersebut diharapkan dapat diterima kembali dana penanaman modal dalam waktu jangka panjang. Selain itu, manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan investasi adalah penyerapan tenaga kerja.

Dalam membuka sebuah  usaha, pemilik dapat menggunakan modal sendiri maupun bekerjasama dengan investor  untuk  menanamkan modalnya. Jika  menggunakan cara bekerjasama maka pemilik dan investor dapat membagi keuntungan dengan syarat yang telah disepakati kedua belah pihak  atau disebut sistem bagi hasil. Namun dalam membuka usaha diperlukan modal yang cukup besar.

Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam membuka usaha misalnya melakukan perhitungan apakah usaha yang akan dijalankan ini menghasilkan keuntungan atau tidak dengan menguji  kelayakan  investasi usaha tersebut. Perlu diperhatikan juga berbagai aspek yang akan mempengaruhi usaha tersebut, seperti aspek pemasaran, teknik dan teknologi, keuangan.  Dalam penelitian ini, perusahaan yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang menjual dan menyediakan jasa penyewaan sarana komunikasi internet karena dengan adanya kemajuan teknologi yang berkembang dengan pesat saat ini, bahkan setiap detik yang kita lewati saat itu pula teknologi informasi akan cepat berubah. Saat ini teknologi informasi berjalan berdampingan sejalan dengan perkembangan manusia. Dengan kemajuan ini diperlukan adanya sarana informasi yang dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan ataupun mengirimkan informasi yang ada, salah satunya adalah media internet. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti kelayakan investasi pada usaha warung internet.

1.2  Rumusan dan Batasan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ilmiah ini adalah apakah rencana pengembangan usaha dengan melakukan penambahan investasi, Apakah layak dilakukan dan dapat memberikan keuntungan ? Dimana dalam penelitian ini, Penulis membatasi masalah untuk proyek penambahan cabang warung internet.

1.3  Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui layak tidaknya rencana pengembangan usaha dengan investasi yang dilakukan untuk direalisasikan berdasarkan penilaian metode Payback Period, NPV dan PI

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dengan diadakannya penelitian ini :
1. Sebagai sarana penunjang dalam proses belajar studi kelayakan proyek bagi mahasiswa.
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi untuk pengembangan usaha bagi badan usaha tersebut.
3. Sebagai bahan acuan bagi seseorang atau badan usaha lain dalam berinvestasi untuk mendirikan maupun mengembangkan usahanya.
4. Sebagai contoh penelitian untuk membantu mahasiswa yang ingin melakukan suatu penelitian yang sejenis.

Proposal Penelitian

Nama  : Nidia Puspa Vitaloka
Kelas   : 3EA13
NPM   : 14210971

TEMA
Kelayakan Investasi usaha
JUDUL
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGEMBANGAN USAHA WARUNG INTERNET

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Pada hakekatnya suatu usaha adalah sama yaitu untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya dari usaha yang dikelola agar dapat dikembangkan dan dipertahankannya usaha tersebut. 

Beragam cara dapat digunakan untuk memulai suatu usaha salah satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi merupakan penanaman modal atau dana dalam investasi, piutang dan lain sebagainya dengan harapan bahwa investasi ini akan dapat memperoleh kembali dana yang telah diinvestasikan dalam  aktiva-aktiva  tersebut diharapkan dapat diterima kembali dana penanaman modal dalam waktu jangka panjang. Selain itu, manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan investasi adalah penyerapan tenaga kerja.

Dalam membuka sebuah  usaha, pemilik dapat menggunakan modal sendiri maupun bekerjasama dengan investor  untuk  menanamkan modalnya. Jika  menggunakan cara bekerjasama maka pemilik dan investor dapat membagi keuntungan dengan syarat yang telah disepakati kedua belah pihak  atau disebut sistem bagi hasil. Namun dalam membuka usaha diperlukan modal yang cukup besar.

Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam membuka usaha misalnya melakukan perhitungan apakah usaha yang akan dijalankan ini menghasilkan keuntungan atau tidak dengan menguji  kelayakan  investasi usaha tersebut. Perlu diperhatikan juga berbagai aspek yang akan mempengaruhi usaha tersebut, seperti aspek pemasaran, teknik dan teknologi, keuangan.  Dalam penelitian ini, perusahaan yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang menjual dan menyediakan jasa penyewaan sarana komunikasi internet karena dengan adanya kemajuan teknologi yang berkembang dengan pesat saat ini, bahkan setiap detik yang kita lewati saat itu pula teknologi informasi akan cepat berubah. Saat ini teknologi informasi berjalan berdampingan sejalan dengan perkembangan manusia. Dengan kemajuan ini diperlukan adanya sarana informasi yang dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan ataupun mengirimkan informasi yang ada, salah satunya adalah media internet. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti kelayakan investasi pada usaha warung internet.

1.2  Rumusan dan Batasan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ilmiah ini adalah apakah rencana pengembangan usaha dengan melakukan penambahan investasi, Apakah layak dilakukan dan dapat memberikan keuntungan ? Dimana dalam penelitian ini, Penulis membatasi masalah untuk proyek penambahan cabang warung internet.

1.3  Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui layak tidaknya rencana pengembangan usaha dengan investasi yang dilakukan untuk direalisasikan berdasarkan penilaian metode Payback Period, NPV dan PI

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dengan diadakannya penelitian ini :
1. Sebagai sarana penunjang dalam proses belajar studi kelayakan proyek bagi mahasiswa.
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi untuk pengembangan usaha bagi badan usaha tersebut.
3. Sebagai bahan acuan bagi seseorang atau badan usaha lain dalam berinvestasi untuk mendirikan maupun mengembangkan usahanya.
4. Sebagai contoh penelitian untuk membantu mahasiswa yang ingin melakukan suatu penelitian yang sejenis.

BAB II PENDEKATAN TEORITIS
2.1.      Tinjauan Pustaka

2.1.1.   
Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kasmir dan Jakfar, (2003 : 10) mengatakan, “Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha bisnis yang akan dijalankan, dalam menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan”.
Sedangkan menurut SuratmSan, (2001 : 5) mengatakan, “Studi kelayakan proyek merupakan suatu studi untuk menilai proyek yang akan dikerjakan dimasa mendatang”. Penilaian disini tidak lain adalah memberikan rekomendasi apakah sebaiknya proyek yang bersangkutan layak dikerjakan ataukah sebaiknya ditunda dulu, mengingat kondisi mendatang penuh ketidakpastian.
Studi Kelayakan proyek atau bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek, biasanya proyek investasi dilaksanakan dengan berhasil (Husnan dan Suwarsono 2000). Kriteria keberhasilan suatu proyek dapat dilihat dari manfaat investasi yang terdiri dari:
·        Manfaat ekonomis proyek terhadap proyek itu sendiri (sering juga disebut sebagai manfaat finansial).
·        Manfaat proyek bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan (disebut jiga manfaat ekonomi nasional).
·        Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat di sekitar proyek.

        2.1.2.    Aspek-Aspek Studi Kelayakan

Melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Sementara itu, sesuai dengan definisinya bisnis memiliki kegiatan-kegiatan yang tidak hanya membangun proyek, tetapi yang utama justru operasionalisasinya sehingga menjadi beberapa aspek perhatian. Meskipun belum ada kesepakatan tentang aspek apa saja yang perlu diteliti, tetapi pada umumnya penelitian akan dilakukan terhadap aspek-aspek pasar, teknis, keuangan, hukum, manajemen dan aspek ekonomi dan sosial. penelitian ilmiah yang dilakukan dibatasi pada aspek keuangan dan aspek pasar dari studi kelayakan usaha Warnet. Berikut ini adalah aspek-aspek dalam suatu studi kelayakan bisnis, yaitu :

1. Aspek hukum adalah untuk meneliti kelengkapan, kesemperunaan dan keaslian izin-izin dan dokumen-dokumen.
2. Aspek pasar dan pemasaran adalah meneliti besar pasar dan kemampuan perusahaan menguasainya, serta menilai strateginya.
3. Aspek keuangan adalah menilai perolehan pendapatan dan biaya yang dikeluaran.
4. Aspek teknis/operasional à menentukan lokasi, layout gedung dan uangan serta teknologi yang digunakan.
5. Aspek manajemen adalah meneliti kesiapan SDM yang menjalani usaha.
6. Aspek ekonomi dan social adalah menilai manfaat usaha terhadap ekonomi dan social masyarakat.

     2.1.3.    Analisa Finansial

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan. Analisis finansial memiliki arti penting dalam memperhitungkan intensif bagi orang-orang yang turut serta dalam mensukseskan pelaksanaan proyek yang menguntungkan dilihat dari sudut perekonomian.

2.1.4.   Pengertian Investasi
Investasi dalam arti luas menurut William F. Sharfe adalah mengorbankan dollar sekarang untuk dollar dimasa yang akan datang.
Menurut Gitman Investasi adalah komitmen untuk mengeluarkan dana sejumlah tertentu pada saat sekarang untuk memungkinkan perusahaan menerima manfaat di waktu yang akan datang, dua tahun atau lebih.(2000 : 332).
Investasi adalah pengaitan sumber – sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang.  Muljadi  (2001:284).
Banyak  manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan investasi diantaranya adalah penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa ataupun penambahan devisa, dalam menggunakan pengertian proyek investasi sebagai suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya yang bisa dinilai secara cukup independen.
Ada berbagai cara dalam menggolongkan usulan investasi, salah satunya penggolongan usulan yang didasarkan menurut katagori, sebagai berikut
1.      Investasi penggantian, adalah penggantian aktiva yang sudah aus dengan yang baru.
2.      Investasi dengan penambahan kapasitas, sering juga bersifat penggantian.
3.      Investasi penambahan jenis produk baru, yaitu investasi untuk menghasilkan produk baru disamping tetap memproduksi yang lama.
4.      Investasi lain-lain, yaitu investasi yang tidak termasuk dalam tiga golongan diatas.

2.1.5.   Jenis- jenis Investasi

Dalam investadi terdapat empat penggolongan  investasi, yaitu:
1.     Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment). Investasi ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena syarat-syarat kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakanya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi. Contohnya karena air limbah yang telahdigunakan dalam proses produksi jika dialirkan keluar pabrik akan mengakibatkan timbulnya pencemaran lingkungan, maka pemerintah mewajibkan perusahaan untuk memasang instalasi pembersih air limbah, sebelum dibuang keluar pabrik.
2.     Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measureable profit investment). Investasi ini dimaksudkan untuk menaikan laba, namun laba yang diharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulit untuk dihitung secara teliti. Contohnya adalah pengeluaran biaya promosi produk untuk jangka panjang, biaya penelitian, dan pengembangan, dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan. Sulit untuk mengukur tambahan laba yag dapat diperoleh dengan adanya pengeluaran biaya promosi produk , begitu juga sulit untuk mengukur penghematan biaya (karena adanya efisiensi) akibat adanya program pelatihan.
3.      Investasi dalam penggantian ekuipment (replacement investment). Investasi jenis ini meliputi pengeluaran untuk mesin dan ekuipmen yang ada. Dalam pemakaian mesin dan ekuipmen, pada suatu saat yang terjadi biaya operasi mesin dan ekuipmen menjadi lebih besar dibandingkan dengan biaya operasi jika mesin tersebut diganti dengan yang baru, atau produktivitasnya tidak mampu memenuhi kebutuhan.
4.     Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment). Investasi ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Tambahan kapasitas akan memerlukan aktiva diferensial berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan pandapatan diferensial, yang berupa tambahan.



2.1.6.   Prinsip – prinsip Investasi

Investasi memiliki prinsip – prinsip yang wajib diperhatikan dalam berinvestasi, agar yang ditananamkan tidak memiliki resiko yang dapat merugikan para investor, yaitu :
1.     High risk high return dan low risk low return adalah prinsip yang mengatakan bahwa semakin beresiko investasi seseorang semakin tinggi pendapatan yang akan diterima dimasa yang akan datang dan sebaliknya.
2.     Diversification (diverse low risk) adalah prinsip yang akan mengatakan bahwa penganekaragaman dalam investasi akan membuat resiko investasi berkurang.
3.     Long term stability (long term low risk) adalah prinsipyang mengatakan bahwa investasi yang berjangka waktu panjang beresiko rendah.
4.     Liquidity (liquid high risk) adalah prinsip yang mengatakan bahwa semakin liquidinvestasi tersebut, semakin besar resiko yang melekat.

2.1.7.   Pengertian Aliran Kas (Cash flow)
Ada berbagai cara penilaian usulan investasi didasarkan pada aliran kas atau arus kas bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003 : 146) mengatakan, “Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut.
Uang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari pihak tertentu, dapat juga diperoleh dari penghasilan atau pendapatan. Uag keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode, yang merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan usaha.
Pentingnya kas akhir bagi investor jika dibandingkan dengan laba yang diterima perusahaan dikarenakan, kas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai sehari-hari. Kas yang digunakan untuk membayar kebutuhan berbagai kewajiban yang jatuh tempo. Dan kas juga dipergunakan untuk melakukan investasi kembali.
Menurut Suratman (2001 : 120) secara umum aliran kas dapat dikelompokan menjadi :
a.    Aliran kas awal (intial cash flow) adalah aliran kas keluar dalam rangka untuk keperluan aktiva tetap dan penentuan besarnya modal kerja pada awal periode investasi.
b.    Aliran kas operasional (operational cash flow) berasal dari operasi perusahaan yang meliputi kas masuk dan aliran kas keluar. Aliran kas masuk berasal dari penjualan sedangkan aliran kas keluar adalah kas yang dikeluarkan untuk membayar operasional.
c.    Aliran kas sisa (terminal cash flow) menunjukan aliran kas pada terakhir umur ekonomis.


2.1.8.   Pengertian Capital Budgeting

Capital budgeting ialah proses perencanaan dan pengambilan keputusan pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebih waktu satu tahun. Capital Budgeting memiliki arti yang sangat penting bagi pengusaha, dikarenakan :
1.     Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang dan ini akan berpengaruh pada penyediaan dana untuk keperluan lain.
2.     Investasi dalam aktiva tetap menyangkut hasil yang akan diperleh untuk masa yang akan datang. Kesalahan dalam mengadakan “forecasting” akan mengakibatkan adanya “Over“ atau “under investaiment“ dalam aktiva tetap.
3.      Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar, jumlah dana yang besar ini memungkinkan tidak dapat diperoleh dalam jangka waktu yang pendek atau sekaligus, berhubungan dengan itu maka sebelumnya harus dibuat rencana yang teliti.
4.     Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat. Serta tidak dapat diperbaiki tanpa  adanya kemunduran.

2.2.      Alat Analisis
2.2.1.   Metode Payback Period (PP)
Metode payback period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. (Kasmir dan Jakfar, 2003 : 154) Sedangkan menurut (Suratman, 2001 : 129) “Payback Period merupakan teknik untuk menentukan layak atau tidak usulan proyek investasi cekup dengan membandingkan antara waktu pengambilan jumlah dana untuk investasi dengan umur ekonomis proyek. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun.
Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal sendiri. Apabila kas setiap tahun sama, maka :
Investasi
Payback Period = x 12 bulan
Kas bersih per tahun
Jadi criteria penilaian pada metode payback period ini adalah :
- Jika payback periodnya lebih kecil ( < ) dari waktu maksimum yang diisyaratkan maka proyek diterima.
- Jika payback periodnya lebih besar ( > ) atau lebih lama dari waktu maksimum yang diisyaratkan proyek ditolak.
2.2.2.   Metode Net Present Value (NPV)
Dalam teknik ini untuk mengetahui apakah suatu usaha proyek investasi layak dilaksanakan atau tidak dengan cara membandingkan antara PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV tersebutlah yang kita kenal dengan Net Present value (NPV). Kasmir dan Jakfar, 2003 : 157)
Untuk menghitung NPV, terlebih dulu kita harus berapa PV kas bersih. PV perusahaan selama umur investasi tertentu.
Kas Bersih1 Kas bersih2 Kas bersih
NPV = + + ………..+ - Investasi
(1+r) (1+r)2 (1+r)n
Kriteria penilaian NPV adalah :
- Jika NPV positif, maka investasi diterima.
- Jika NPV negative, maka investasi ditolak.
2.2.3.   Metode Profitability Index (PI)
Profitability Index (PI) atau benefit and cost ratio (B/C Ratio) merupakan rasio aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur ekonomis. (Kasmir dan Jakfar, 2003 : 163).
Rumus yang digunakan untuk mencari PI adalah :
∑ PV Kas Bersih
PI = x 100%
∑ PV Investasi
Kriteria untuk Profitability Index adalah :
- Jika PI lebih besar ( > ) dari 1, maka investasi diterima.
- Jika PI lebih kecil ( < ) dari 1, maka investasi ditolak.

2.3.      Penelitian Terdahulu

Suryanto, 2012, melakukan penelitian dengan judul STUDI KELAYAKAN USAHA UNTUK PENGEMBANGAN WARUNG INTERNET CV. LIMPAR. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah investasi yang akan dilakukan dapat layak untuk direalisasikan atau tidak layak berdasarkan penilaian metode Payback Period, NPV, IRR dan MIRR. Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa investasi yang dilakukan oleh WARUNG INTERNET CV. LIMPAR layak untuk direalisasikan.

Nike Miharja, 2010, melakukan penelitian dengan judul Analisis Kelayakan Investasi Pada Warung Internet Flashnet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti kelayakan investasi pada warung internet flashnet. Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa investasi yang dilakukan layak.

Rio Ferdianto, 2010, melakukan penelitian dengan judul STUDY KELAYAKAN USAHA UNTUK PENGEMBANGAN WARUNG INTERNET BORNEO. Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa investasi yang dilakukan layak diterima.

2.4.     Kerangka Pemikiran 
        
Salah satu bisnis yang sedang berkembang dewasa ini adalah bisnis pengembangan usaha warung Internet (Warnet). Warung Internet adalah sebuah tempat yang menyediakan akses infrastruktur internet dengan berbagai koneksi dan komputer sebagai perangkat akses sehingga pengguna bisa mengakses internet dengan biaya yang lebih murah (Ahmadjayadi,2007). 

Dalam menjalankan suatu usaha sebaiknya direncanakan dengan matang dari berbagai aspek yang mempengaruhi yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis produksi dan teknologis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek hukum dan legalitas, serta aspek keuangan dan ekonomi.. Seorang investor yang baik tentunya tidak akan tergesa-gesa dalam melaksanakan gagasannya, sebelum yakin tentang untung ruginya usaha yang direncanakan. Tindakan yang dilakukannya adalah dengan mengadakan analisis kelayakan usaha atau proyek dengan menggunakan Studi Kelayakan Bisnis (SKB) untuk meneliti apakah usaha yang direncanakan secara teknis, ekonomis dan komersial cukup menguntungkan? dan layak atau tidak untuk dilaksanakan dengan menggunakan metode NPV, PI dan Payback Periode (PP). Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, maka pentingnya melakukan analisis kelayakan usaha untuk melihat apakah investasi pengembangan usaha warnet ini layak atau tidak untuk dilaksanakan. Dalam melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek, aspek-aspek yang diteliti dalam usaha warnet ini adalah aspek pemasaran, aspek teknis dan aspek keuangan. Secara singkat dapat diilustrasikan dalam kerangka pemikiran gambar 1 berikut:



Gambar 1. Kerangka Pemikiran

            2.5.      Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran di atas dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
“Apakah rencana pengembangan usaha pada warnet layak atau tidak, jika dilihat dari metode NPV, Payback Periode dan PI .”

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.      Metodelogi Penelitian
3.1.1.   Objek penelitian           
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang penyewaan internet.
3.1.2.   Data penelitian
Data dalam mengumpulkan data, penulis melakukan observasi dan wawancara dengan pihak terkait, seperti teknisi dan pemilik usaha warnet.

3.1.3.     Variabel penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini agar lebih akurat, maka penulis menggunakan data investasi, data pendapatan, data keuntungan dan tingkat suku bunga.

3.1.4.      Metode Pengumpulan Data
Untuk menyusun penulisan ilmiah ini penulis menggunakan dua macam teknik pengumpulan data, yaitu :
a.      Studi Lapangan (Field Research)
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti secara berkesinambungan dan wawancara langsung dengan pemilik dan Karyawan warnet.
b.     Studi Pustaka (Library Research)
Penulis membaca dan mempelajari buku-buku dan sumber-sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah studi kelayakan.

3.1.5.     Tahapan Penelitian
Penulis mengadakan observasi dan wawancara untuk mendapatkan data untuk kemudian dianalisis menggunakan analisis kuantitatif dengan menggunakan rumus atau perhitungan metode penilaian investasi.

3.1.6.     Model penelitian

Model penelitian dalam penelitian ini adalah matematis dengan menggunakan metode Payback Period, NPV dan PI. Jika Payback Period lebih kecil dari waktu maksimum yang diisyaratkan maka proyek diterima. Jika NPV bernilai positif maka investasi dianggap layak. Jika PI bernilai lebih dari 1, maka investasi layak diterima.