BAB III
Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen
Proses pengambilan keputusan pembelian
ada lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian
alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.
·
Pengenalan Kebutuhan
Suatu keadaan dimana individu merasa
sangat membutuhkan sesuatu,misalnya makan,minum,dll. Sehingga individu tersebut
memfokuskan keinginannya kepada sesuatu yang paling ia butuhkan.
·
Pencarian Informasi
Individu yang mulai menentukan kebutuhannya biasanya di
ikuti dengan proses pencarian informasi yang muncul dari rasa ingin lebih tau
tentang apa yang ia butuhkan,dengan mencari sumber – sumber yang akurat . dari
satu sember ke sumber yang lainnya sehingga muncul rasa percaya diri yang kuat
untuk dapat mewujudkan apa yang ia inginni,dan bila situasi tidak atau belum
memungkinkan kiranya individu tersebut harus menimpan dahulu ambisinya hingga
saat dimana ia bisa mendapatkannya nanti.
·
Pengevaluasian Alternatif
Misalnya individu mendapat informasi dengan berbagai
merek dan harga yang berfariasi,di pastikan hal ini akan mempengaruhi tingkat
alternative yang akan diambil oleh individu tersebut.
·
Keputusan Pembeli
Keputusan pembelian ini di ambil setelah individu
mengevaluasi hasil dari pertimbangan alternative yang sudah sekiranya memenuhi
apa yang dibutuhkan dengan situasi yang memungkinkan maka proses pembelian saat
itu dapat di wujudkan.
·
Perilaku Setelah Pembelian
Dengan pembelian yang sudah terjadi maka individu berhak
mennentukan tingkat kepuasan yang ia dapat setelah melakukan prosoes
pembelian,bila individu sebagai konsumen terpuaskan maka ini menjadi hal positif
bagi pemasaran merek atau produk yang telah terjual namun bila hasil kepuasan
sangat mengecewakan maka dipastikan penjualan dari merek atau produk tersebut
akan menurun.
1.
Model Proses Keputusan Konsumen
Model-model pengambilan keputusan telah dikembangkan
oleh beberapa ahli untuk memahami bagaimana seorang konsumen mengambil
keputusan pembelian. Model-model pengambilan keputusan kontemporer ini
menekankan kepada aktor yang berperan pada pengambilan keputusan yaitu
konsumen, serta lebih mempertimbangkan aspek psikologi dan sosial individu.
Secara umum ada tiga cara atau model analisis pengambilan keputusan
konsumen, yaitu:
a.
Economic Models, pengambilan keputusan diambil berdasarkan alas an ekonomis dan bersifat
lebih rasional.
b.
Psychological models, diambil lebih banyak akrena lasan psikoligs dan sejumlah faktos sosilogis
seperti pengaruh keluarga dan budaya.
c.
Consumer behaviour models. Model yang umumnya diambil kebanyakan konsumen, Dilandasi oleh faktos
ekonimis rasional dan psikologis.
Model Proses Pengambilan keputusan Menurut Para
Ahli :
a.
Model Ekonomi
Yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu
rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya
marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
b.
Model Manusia Administrasi
Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak
menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
c.
Model Manusia Mobicentrik
Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga
orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
d.
Model Manusia Organisasi
Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan
penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
e.
Model Pengusaha Baru
Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
f.
Model Sosial
Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak
rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah
sadar.
g.
Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa
pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
·
Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok
seharusnya mengambil keputusan.
·
Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu. Model
preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif
berdasarkan pada realitas observasi
Disamping model-model diatas (model linier)
terdapat pula model Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan
anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih
lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.
2.
Tipe-tipe Proses
Pengambilan Keputusan
Pada dasarnya tipe-tipe pengambilan keputusan dapat
dibedakan menjadi dua hal, yaitu:
a. Keputusan yang diprogramkan :
Keputusan yang
diprogramkan merupakan keputusan yang direncanakan sesuai dengan kebiasaan,
aturan, atau prosedur yang berlaku. Biasanya hasil atau dampak dari keputusan
ini tidak mengejutkan karena cenderung berulang-ulang dan lebih bersifat
rutinitas. Kehadiran keputusan ini sering dengan mudah dapat diantisipasi
sebelumnya oleh karyawan. Untuk lebih jelasnya dapat diberikan contoh dari tipe
keputusan ini: Kegiatan audit mutu internal, Rapat tinjauan manajemen,
Pemeliharaan rutin, Pemeliharaan suku cadang secara rutin, Mengikuti pelatihan
yang direncanakan.
b. Keputusan yang tidak diprogramkan :
Keputusan yang
tidak diprogramkan merupakan keputusan yang tidak direncanakan sebelumnya.
Biasanya berkenaan dengan masalah-masalah baru dan bersifat khusus. Dalam
menangani tipe keputusan ini, pimpinan cenderung menggunakan pertimbangan,
intuisi, dan kreativitas. Tipe keputusan ini relatif lebih sulit dibandingkan
dengan keputusan yang diprogramkan. Waktunya sering tidak bisa diduga, bersifat
darurat dan segera sehingga cukup menyulitkan pimpinan dalam mengambil
keputusan. Untuk lebih jelasnya dapat diberikan contoh dari tipe keputusan ini:
Keluhan dari pelanggan, Keterlambatan distribusi ke pelanggan, Kerusakan mesin
yang berakibat fatal, Pengunduran diri personel inti, Unjuk rasa dan pemogokan
karyawan.
3. Faktor – faktor
yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Konsumen menggunakan pemecahan masalah
yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu produk
yang telah mereka gunakan sebelumnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
a.
Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan,
misalnya pembelian rumah, alternatif pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih,
tidak banjir, dekat kota atau mudah transportasi), bahan baku, harga (cicilan
rendah dan lama).
b.
Tersedia waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam
untuk membeli produk.
c.
Terdapat tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang
tinggi yang menyertai
pembelian.
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan
pembelian:
1.Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia
untuk mencapai tujuan tertentu.
2.Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus
atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap
rangsangan tersebut.
3.Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam
diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal
4.Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan
tindakan.Integrasi
merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong
seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseoran
untuk tidak membeli produk tersebut.
5.Pembelajaran (learning) merupakan proses belajar yang dilakukan seseorang
setelah membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki
kegunaan dan akan dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan
masalah di atas ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemecahan masalah antara
lain :
a. Masalah sederhana ( simple problem ) CORAK/JENIS
MASALAH
Ciri : Berskala besar, tidak berdiri sendiri (
memiliki kaitan erat dengan masalah lain ) mengandung konsekuensi besar
pemecahannya memerlukan pemikkiran yang tajam dan analisis .
Scope : pemecahan masalah dilakukan secara kelompok
yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya
Jenis : Masalah yang terstruktur ( structured problems
) dan masalah yang tidak terstruktur ( unstructured problems )
b. Masalah rumit ( complex problems ) CORAK/JENIS MASALAH
Definisi : masalah yang jelas faktor penyebabnya,
bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali sehingga pemecahannya dapat
dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat rutin, repetitif
dan dibakukan.
Contoh : pengajian, kepangkatan dan pembinaan
pegawai, masalah perijinan dll
Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih mudah atau
cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode / prosedur / program tetap
c. Masalah yang terstruktur
Definisi : penyimpangan dari masalah yang bersifat
umum, tidak rutin , tidak jelas faktor penyebab dan konseukuensinya serta tidak
repertitif kasusnya.
Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih sulit dan
lebih lama diperlukan teknik pengambilan keputusan yang bersifat non-programmed
decision making.
d. Masalah yang
tidak terstruktur
Pendefinisian masalah yang baik :
·
Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi
·
Data objek dipisahkan dari presepsi
·
Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi
·
Masalah harus dinyatakan secara eksplisit atau tegas , untuk menghindarkan
dari pembuatan definisi yang tidak jelas
·
Definisi yang harus dinyatakan dengan jelas adanya ketidak sesuaian antara
sekunder atau harapan yang telah ditetapkan dan kenyataan yang terjadi
·
Definisi yang dibuat harus dinyatakan dengan jelas pihak-pihak yang terkait
atau berkepentingan dengan terjadinya masalah
·
Definisi yang
dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar
4. Pembelian
Struktur Keputusan Membeli
Struktur keputusan membeli penting,karena sesudah menetukan kebutuhan dan
mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan
keputusan untuk membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi
konsumen, yaitu :
a.
Keputusan
tentang jenis produk
Konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli produk X
atau tujuan lain selain melakukan pembelian. Para pemasar harus memusatkan
perhatian pada konsumen yang diharapkan memutuskan untuk untuk membeli produk X
dari alternatif lain yang mereka pertimbangkan uangnya untuk membeli komputer
atau keperluan lain (membeli kamera, pakaian, dan buku)
b.
Keputusan
tentang jenis produk
Konsumen memutuskan untuk membeli produk X dengan bentuk tertentu (ukuran,
mutu, corak,dan sebagainya). Perusahaan harus menggunakan riset pemasaran untuk
mengetahui kesukaan konsumen (untuk memaksimumkan daya tarik merk produk X,
misalnya mahasiswa tersebut menentukan karakteristik dari komputer yang
diinginkan yaitu laptop, Pentium 120, kemampuan memproses cepat, fasilitas lengkap
(baterai, CD drive, mouse)
c.
Keputusan
tentang merek
Konsumen memutuskan merk yang akan diambil. Perusahaan harus mengetahui
bagaimana konsumen memilih sebuah merk. Misalnya berdasarkan informasi yang
dihimpun, mahasiswa tersebut memilih untuk mendapatkan komputer merk acer.
d.
Keputusan
tentang penjualan
Konsumen memutuskan dimana akan membeli (toko serba ada,
elektronik, toko khusus dan lain-lain, perusahaan ( termasuk pedagang besar, pengecer)
Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. Misalnya
mahasiswa tersebut mempunyai pilihan membeli di toko elektronik, toko khusus
komputer atau agen tertentu. Disamping pertimbangan harga, ia mempertimbangkan
pula layanan yang didapat baik pada waktu membeli layanan purna jual.
e. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli. Perusahaan harus
mempertimbangkan banyaknya produk tersedia untuk konsumen sesuai keinginan
konsumen yang berbeda-beda.
f. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen memutuskan kapan harus membeli (kapan uang/kesempatan tersedia).
Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
penentuan waktu pembelian, yang juga mempengaruhi perusahaan dalam mengatur
waktu produksi, pemesanan, periklanan dan sebagainya.
g. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen memutuskan mode pembelanjaan yang disukainya, perusahaan harus
mengetahui hal ini yang akan mempengaruhi dalam penawaran pembayaran (discount
untuk tunai, kemudahan kredit, bunga rendah, dan lain-lain).
5. Diagnosa Perilaku Konsumen
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat
diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu :
·
untuk merancang
sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan
saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
·
perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan
membuat kebijakan
publik.Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan
transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket
transportasi di hari raya tersebut.
·
pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide
di antara konsumen
Dengan memahami sikap konsumen dalam
menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
a.
Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif.
Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang
mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group
discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan
apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
b.
Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang
didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan
behaviorial serta dari ilmu sosiologi.Pendekatan ini bertujuan mengembangkan
teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen.
Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan
mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi,
membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang
didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini
dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika untuk
memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan perilaku konsumen.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan memberikan pemahaman atas
perilaku konsumen serta strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan
analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau
seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.